- KEHADIRAN media sosial seperti Instagram dalam dunia pariwisata memudahkan promosi dan mencari informasi destinasi dan atraksi wisata
- Kehadirannya seperti mengambilalih ‘sebagian’ fungsi daru buku panduan wisata cetak konvensional
Kini ada lagi istilah baru, yaitu insta tourism (instagram tourism) atau pariwisata insta atau panjangnya pariwisata Instagram. Pariwisata instagram ini adalah bentuk pariwisata baru yang muncul sebagai respons terhadap penggunaan platform media sosial, khususnya Instagram.
Instagram adalah platform media sosial berbagi foto dan video pendek besutan Meta. Hingga kini lebih dari satu miliar orang sudah menggunakan Instagram setiap bulannya. Mereka berbagi gambar dari seluruh dunia dengan pengikut mereka. Sementara itu, ada juga beberapa pengguna Instagram yang berbagi konten video terutama dengan sahabat, keluarga dan para pengikut (follower) mereka.
Instagram sudah menjadi tempat untuk berbagi pengalaman perjalanan yang lebih emosional. Misalnya, para pengguna menemukan tempat-tempat unik lalu difoto kemudian diunggah ke media sosial mereka. Atau mereka membangun atraksi wisata, lalu difoto kemudian dibagi lewat platform ini. Atau bahkan mereka makan di sebuah warung makan, lalu merasa terkesan dengan menu yang disajikan karena unik dan enak, lalu mengabadikan pengalaman tersebut lewat beberapa postingan kepada audiens mereka di media sosial.
Nah, selain berbagi foto tentang pengalaman tersebut, pengguna pun bisa memperkenalkan dan memromosikan atraksi wisata baru mereka. Itu bisa lakukan dengan biaya nol rupiah alias gratis. Namun, kalau ingin menyasar audiens bertarget dalam jumlah, usia dan di wilayah tertentu, pilihannya ya iklan berbayar. Foto-foto atau video memesona di Instagram itu mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke banyak destinasi.
Faktor ini sangat berperan, khususnya bagi generasi milenial atau mereka yang melek teknologi informasi dan menggunakan media sosial sebagai acuan saat memilih tujuan berlibur, seberapa Instagrammable-nya destinasi tersebut.
Bahkan banyak konsumen yang mempertimbangkan faktor “Instagrammabilitas” dari sebuah destinasi saat membuat keputusan pembelian. Ini adalah dampak dari media sosial seperti Instagram pada industri pariwisata, khususnya perjalanan.
Saat ini berbagi pengalaman perjalanan jauh lebih canggih dan mudah daripada buku panduan kertas edisi beberapa tahun lalu. Dengan media sosial, setiap orang bisa menjadi duta wisata dari sebuah destinasi. Dari sisi pengguna, mereka bisa mendapatkan informasi terkini melalui postingan terakhir dari suatu destinasi.
Awalnya mungkin Instagram dimulai sebagai saluran media sosial, tetapi seiring berjalannya waktu ia menjadi pemandu wisata pribadi, seperti pusat informasi pariwisata khusus atau bahkan seperti agen perjalanan ‘generasi milenial.’
Sebagai respons dari pariwisata Instagram ini, bahkan sudah ada agen-agen perjalanan kreatif atau penyedia jasa angkutan wisata yang secara khusus merancang dan menawarkan paket wisata yang mengunjungi destinasi-destinasi yang ‘instagrammable.’
Beberapa destinasi atau spot wisata ‘instagrammable’ di Bali yang favorit di kalangan wisatawan adalah Gerbang Bali Handara Golf & Resort, Gerbang Pura Lempuyang, Pura Ulundanu Beratan, Istana Air Tirta Gangga dan Pentai Kelingking di Nusa Penida.