- PERAYAAN Tahun Baru Saka (Nyepi) biasanya diawali dengan pawai ogoh-ogoh setelah melaksanakan Tawur Kesanga.
- Namun kali ini, pawai seni ini ditiadakan terkait dengan pandemi Covid-19 jangan sampai kerumunan massa yang terjadi menimbulkan kluster baru.
Perayaan Tahun Baru Saka 1943 atau Hari Raya Nyepi 2021 jatuh pada hari Minggu (14 Maret). Prosesi inti dari Perayaan Nyepi kali ini hanya difokuskan pada Tawur Kesanga dan Catur Berata Penyepian sesuai dengan protokol kesehatan.
Pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, pawai ogoh-ogoh diadakan sehari sebelum perayaan Nyepi atau setelah Tawur Kesanga dan menjadi hiburan tersendiri bagi umat Hindu dan wisatawan. Pawai tahunan tersebut diadakan keliling desa dan bahkan ada masyarakat yang membingkainya dalam bentuk festival.
Apa itu ogoh-ogoh?
Ogoh-ogoh adalah seni patung dalam tradisi kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala dengan wajah yang menyeramkan. Bahannya dibuat seringan mungkin dan dibuat berongga di dalamnya karena akan diarak keliling area banjar atau desa. Tema yang diusung pun biasanya diambil dari beberapa mitologi Hindu.
Dalam perkembangan selanjutnya, sosok ogoh-ogoh ada juga dalam bentuk binatang mitologis seperti naga, babi hutan, ikan gajah mina, garuda, gajah serta sosok raksasa dari cerita epos Ramayana. Sementara itu, ada juga pembuat kreatif yang menambahkan lampu kedip berwarna warni yang dipadukan dengan gerak mekanis atau motorik sehingga ogoh-ogoh kelihatan bisa bergerak.
Sejarah ogoh-ogoh
Ada sumber yang menyebutkan bahwa pembuatan ogoh-ogoh terkait dengan perayaan Nyepi dimulai pada dekade 1980-an setelah Hari Raya Nyepi dinyatakan sebagai hari libur nasional. Ide desain ogoh-ogoh tersebut berakar dari tradisi yang sudah ada sebelumnya seperti tradisi Ndong-Nding dan Barong Landung.
Pembuatan dan pawai ogoh-ogoh yang melibatkan sekaa taruna (organisasi pemuda desa adat) dan anak-anak sekolah berada di bawah naungan desa adat. Aktivitas ini memang penuh dengan nilai-nilai pelestarian budaya termasuk di dalamnya ada nilai-nilai filsafat, gotong-royong, kerjasama, kreativitas dan estetika.
Pawai ogoh-ogoh ditiadakan tahun ini
Sesuai dengan Surat Edaran Bersama PHDI Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali tertanggal 19 Januari 2021, prosesi budaya berupa pawai ogoh-ogoh yang biasanya diadakan pada Hari Pengerupukan (sehari sebelum Nyepi) akan ditiadakan pada tahun ini. Peniadaan pawai ogoh-ogoh tersebut dimaksudkan untuk menyikapi himbauan pemerintah terkait pelaksanaan pembatasan aktivitas dan pengendalian penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, masyarakat umat Hindu diharapkan bisa memakluminya mengingat dalam keadaan pandemi dan harus mematuhi protokol kesehatan jangan sampai kerumunan massa saat itu justeru menimbulkan kluster baru. Mudah-mudahan pendemi ini segera berakhir dan tahun berikutnya keadaan sudah bisa normal sehingga parade seni tersebut bisa diadakan kembali seperti biasa!